Tulisan dan sekaligus merupakan kritikan dari Koentjaraningrat dan Mochtar Lubis tentang sikap mental bangsa
Bicara mengenai budaya, yang menurut Koentjaraningrat adalah ide/pola pikir, tingkah laku manusia yang dilakukan secara terus-menurus. Mentalitas menerabas, tidak disiplin, tidak bertanggungjawab, tidak memiliki rasa penyesalan, dan hal-hal lainnya yang bernilai negatif dan tentunya tidak enak bila terdengar telinga dan dirasakan oleh hati, seakan telah menjadi budaya bangsa, bangsa
Apakah benar hal ini telah menjadi budaya?, ataukah Stereotipe terhadap bangsa?. Stereotipe ada karena fakta yangdimunculkan oleh seseorang maupun sekelompok orang, begitu juga budaya, budaya
Kedua, pengaruh kebuadayaan Islam, pertama sekali agama Islam masuk ke Indonesia asalnya dari Parsi/Gujarat, India Selatan, padahal agama Islam disana waktu itu mengandung banyak unsur-unsur mistik. Dampak dari hal inilah yang semakin memperkuat anak buah yang terlalu tergantung dari patron, yang takut akan bapak (pemimpin negara). Ketiga, pengaruh kebudayaan Eropa, pengaruh yang sangat kental yang di bawa oleh penjajah (Belanda). Disinilah awalnya, sehingga sampai sekarang kebudayaan dengan mentalitas pegawai negeri masih amat mempengaruhi kehidupan kebudayaan
Berdasarkan hal-hal yang telah dijabarkan di atas, beberapa solusi yang ditawarkan oleh Budi Raja dalam tulisannya yang berjudul ”Ketika Budaya Ikut Bersalah”. Yaitu negara harus konsisten dalam menerapkan aturan bagi aparatnya, aparat hukum dilapangan mesti bertindak konsisten, berbagai lembaga perlu mendorong perubahan budaya masyarakat ke arah yang egaliter, meritokratis, disiplin, toleran, kualitas pendidikan perlu ditingkatkan merupakan solusi yang efektif. Semoga kesadaran akan budaya tercipta pada semua ruang lingkup bangsa, dan melakukan perubahan akan budaya bukan berarti merubah jati diri bangsa, budaya bangsa bukan budaya yang negatif, apalagi yang tidak enak didengar oleh telinga dan dirasakan oleh hati.
1 komentar:
Hal itu memang benar,,,
Kita harus tetap menjaga jati diri bangsa kita serta menjaga nilai2 budaya kita seperti gotongroyong, kekluargaan dan keadilan. Namun hal ini sudah mulai kabur akibat ketidak konsistenan dari aparatur penegak hukum. Kita memerlukan pemimpin yang benar2 mengerti akan nilai2 budaya Bangasa ini..
Salam,,,
Posting Komentar