Arsip Blog

Kamis, 06 Januari 2022

HADIAH ISTIMEWA 2022

 Medan, 07 Januari 2022
Oleh : Fauzi Abdullah



BERUNTUNG. Itu kata pertama yang pertama kali patut saya syukuri. Beruntung saya masih diberi kesempatan nikmat sehat.
Hari-hari di bulan terakhir tahun lalu, 2021 saya tetiba lemas. Lemas yang saya sangka biasa saja. Masih bisa ditreatment di rumah. Tapi ternyata tidak, lemasnya buat oyong.
Mau apa-apa enggak enak. Minum apalagi makan rasa hambar. Mau berjalan terasa mau tumbang.
Ini alarm yang saya rasa gak betul lagi udah. Setelah berdiskusi dengan istri, kami memutuskan untuk ke rumah sakit. Saya mulai menelepon teman satu per satu. Saran mereka sama, ke rumah sakit saja diinfus.
Duh, seumur-umur jujur saya gak pernah mampir ke rumah. Maksudnya, diobname apalagi diinfus. Sejak kecil sampai umur segini belum pernah ngerasain diinfus.
Horor sih. Tapi saya gak mau ngebayangin. Terpikir pekerjaan kantor juga harus segera diselesaikan. Kondisi badan tak kunjung bisa dikondusifkan.
Malam 30 Desember 2021, saya sampai di rumah sakit. Saya menyerahkan diri setelah memberanikan diri mengendarai kereta (sepeda motor). Istri jaga anak-anak di rumah. Sementara adik dan Mama mertua menyusul ke rumah.
Lemasnya sudah tak bisa ditoleransi. Oyongnya sudah tidak bisa diajak kompromi. IGD mengobservasi badan saya.
Setelah hasil darah keluar. Didapat gambaran saya kecapekan.
Capeknya rupanya berlipat-lipat sampai buat oyong. Demam tifoid (tipes) dan demam berdarah dengue (dbd) sekaligus hinggap di badan saya.
Saya pun mengalah.
Setelah berkas dinyatakan layak, saya pun ke kamar. Rawat inap.
Beruntung selanjutnya yang saya syukuri adalah saya punya istri, Annisa. Sudah terbayangkan betapa repotnya istri saya. Mana urusan rumah ada 2 bocil dan bocah besar ada di rumah sakit.
Maka, mohon maaf dan terima kasih selalu saya sampaikan ke istri. Karena keadaan begini, mamanya biruni dan binar jadi super repot.
"Sekalinya punya waktu pacaran berdua, kita pacarannya di rumah sakit," kata istri saya.
Lah iya juga. Karena punya 2 bocil jadi super meriah. Waktu quality time berduaan pun terasa tersita.
Meski tak pernah begitu spesial merayakan malam pergantian tahun. Detik-detik 31 Desember 2021 berganti menjadi 1 Januari 2022, kami pun terpaksa habiskan waktu di depan pintu kamar rawat inap.
Rumah sakit itu membosankan. Senyaman apapun fasilitas, rasanya ingin cepat pulang.
"Yang sabar, istighfar," berulang istri menasihati tiap kali saya demam tinggi menggigil. Istri saya hadiah istimewa bagi saya.
Jumatan tadi. Isi khotbah Jumat tadi bagus sekali. Ceramah khatib menggema di Masjid Kantor Disperindag Provsu, tetangga kantor saya. Setelah sehat, saya kembali rutin jumatan di sini.
Kata khatib, "Dalam 40 hari ini baik saya maupun jamaah sekalian mendengar ada saja pengumuman orang-orang yang meninggal. Coba bayangin, nama yang diumumin itu nama kita, nama saya nama Anda-Anda sekalian?".
Benar. Hati mesti harus diingatkan digetarkan. Sudah diingatkan masih suka lupa. Sudah digetarkan masih saja sering sepele.
Sudah seberapa taat beribadah?
Sudah seberapa sering berbuat baik?
Sudah seberapa banyak tabungan amal?
Saya belum benar beribadah. Belum baik apalagi tabungan amal, masih miskin sekali.
Maka, beruntung. Beruntung nama saya belum masuk dalam daftar nama yang diumumkan melalui toa-toa masjid.
Mohon maaf atas keterlambatan saya mengucapkan Selamat Tahun Baru 2022. Semoga kita dan keluarga kita semua senantiasa selalu sehat. Di tahun yang banyak angka 2 nya ini makin banyak prestasi yang dicapai. Ibadahnya makin hebat.
Selamat Tahun Baru 2022. Semoga senantiasa selalu sehat dan tetap tiada 2nya! #fauziabdullah




Tidak ada komentar: