Arsip Blog

Senin, 13 Desember 2021

TITIP RINDU BUAT AYAH (Wajib Semangat Teman-teman Pejuang CPNS)

Medan, 14 Desember 2021
Oleh : Fauzi Abdullah


BEBERAPA hari belakangan ini kantor sedang ramai. Dari mulai pagi-pagi sekali, sudah banyak teman-teman berbaju hitam-putih rapi. Mereka berkumpul dan bergerombol di lokasi parkiran. Ada yang di kantin, banyak pula yang sudah berbaris rapi di hadapan panitia.
Di kantor sedang ada seleksi CPNS. Hari ini jadwal SKB (Seleksi Kemampuan Bidang) Wawancara bagi calon abdi negara Kementerian Hukum dan HAM. Serentak seIndonesia. Di wilayah Sumatera Utara, lokasi tes di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara.
Dengan wajah ramah, seperti biasa berparas teduh nan akrab. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Imam Suyudi memotivasi para peserta yang akan mengikuti seleksi wawancara. Para Pimpinan Tinggi yang akan mewawancarai mereka.
"Kalian semua yang hadir di sini adalah kader-kader terbaik yang akan mengisi jabatan di Kementerian Hukum dan HAM," tegas Imam Suyudi, Kakanwil Kemenkumham Sumut.
Terang saja. Menurut saya, peserta ujian sampai pada tahap wawancara ini adalah peserta yang hebat-hebat. Peserta yang sudah banyak menyingkirkan pesaingnya. Banyak tahap sebelum memasuki seleksi wawancara. Mulai ujian berbasis komputer bersifat live score. Nilai langsung tertera di hari itu juga.
CAT SKD, CAT SKB, Pengukuran Tinggi hingga tes fisik dilalui para peserta. Kini, mereka unjuk kebolehan pada seleksi wawancara ini.
Banyak peserta berwajah tegang di lokasi. Ada yang panik, ada pula yang terlambat karena mengejar jadwal berangkat daerah. Saya tak heran. Memang begitu banyak pria wanita heroik mengejar masa depannya ini.
Satu pria berselonjor santai di halaman luar kantor. Seperti Satria bergitar. Gitar akustik di genggaman tangannya. Keningnya bercucur keringat.
"Sudah tes Bang?" tanyaku.
"Sudah Pak. Tadi saya baru selesai," jawabnya kaku, wajar karena saya sedang mengenakan PDH hari ini.
"Santai. Panggil nama atau Bang saja juga boleh. Asal bukan panggil sayang," sambungku buru-buru.
Pemuda yang sedang mengejar cita-citanya tadi pun tersenyum malu-malu. Syukur kami sama-sama laki-laki. Kalau lah tadi wanita, sudah asam belah lima wajah istri di rumah.
"Bawa lagu apa abang tadi saat wawancara?" tanyaku perlahan.
"Titip Rindu Buat Ayah. Lagunya Ebiet G. Ade!" jawabnya lantang.
---Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah, hm-hm
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti
Htam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu
Gambaran perjuangan---
Ingat penggalan lirik lagu itu kan? Iya, saya langsung terdiam sekaligus terkenang. Dalam hati saya berdoa semoga pejuang CPNS yang bawakan lagu Titip Rindu Buat Ayah benar tulus dan lulus sebagai abdi negara di Kemenkumham.
Diamnya, karena yang menghantarkan saya sampai di sini adalah harapan Papa saya.
Papa pernah bilang begini, "Aku dan Mama mu bukan orang sekolahan. Anakku 5 sekolahnya tinggi-tinggi. Tapi kenapa gak ada yang mau jadi PNS?"
Harapan itu yang saya percaya membuat seluruh tes yang saya jalani mulus-mulus saja. Papa kini sedang recovery menuju sehat keseluruhan. Bicaranya bagus, daya ingatnya tajam. Bagi pembaca tulisan ini, titip doa buat Papa semakin sehat ya.
Buat para pejuang apapun di luar sana, semoga terwujud sesuai harapan ya.
Di tes wawancara ini memang butuh trik unik. Gali semua bakat non normatif yang dipunya. Unjuk kebolehan pengalaman sewaktu wawancara, selain nyanyi dan pidato bahasa inggris saya juga pidato bahasa Makassar. Jangan dikira saya begitu jago banyak bahasa. Pidato-pidato itu saya tulis dan baca-baca dahulu sebelum tes dimulai. Itulah yang saya maksud trik unik.
Di postingan ini juga saya cantumkan score nilai bagi peserta yang sudah tes wawancara di Sumut ya. Semoga bermanfaat.
Tulisan ini sebagai langkah niatan lama saya ingin berbagi yang tak seberapa. Banyak teman-teman lainnya yang sudah lebih dahulu berbagi. Di inbox atau ketemu langsung saya senang bisa berbagi. Semoga yang sedang berjuang lekas terwujud cita nya ya.
Sudah benar. Cita-cita bukan hanya harus menjadi PNS. Saya pilih birokrasi, karena wadah pembuat kebijakan untuk sebanyak-banyaknya umat. Apapun itu. Jadilah orang baik yang turut menyebarkan kebaikan untuk semua. Karena saya percaya kamu orang baik! #fauziabdullah










Tidak ada komentar: