Arsip Blog

Sabtu, 04 Desember 2021

MEDAN BERDUKA, KITA JUGA KEHILANGAN NAYLA (Gadis Kecil Periang yang Harus Meregang Nyawa Karena Ulah Biadab Sopir Angkot)

Medan, 5 Desember 2021
Oleh : Fauzi Abdullah

LAGI-lagi ulah sopir angkot (angkutan kota) bikin gaduh. Sangat menyebalkan. Sampai-sampai kita mengenal anekdot 'kalau angkot mau belok, hanya sopir dan Tuhan yang tahu'.
Itu artinya, level sebal sudah sampai taraf memuakkan. Harus berapa nyawa lagi yang harus dikorbankan? Harus berapa lama lagi ulah ugal-ugalan sopir angkot Medan kita biarkan?
Itu sebabnya, tak ada alasan untuk Pemerintah Kota #Medan untuk tak campur tangan dalam pengelolaan angkutan di Kota Medan. Penyediaan fasilitas moda transportasi angkutan umum yang layak bagi masyarakat, itu tanggung jawab Pemerintah.
Cahaya langit meredup gelap. Rintik hujan perlahan membasahi sepanjang jalan. Sinar matahari yang tadinya hangat pun tak mampu lagi mengusir angin dingin yang begitu menusuk.
Sempat berjeda reda sebentar. Berhenti hingga dua kali. Hujan sudah tiga kali turun di seputaran Jalan Karya, Kelurahan Karang Berombak. Tempat kami berduka di rumah Ibu dan Anak yang harus meregang nyawa karena ulah biadab sopir angkot Medan. Isak tangis tumpah di rumah duka keluarga sederhana tepat di ujung gang ini.
Asma Nur dan anaknya, Faida Nayla Harahap harus kehilangan nyawa karena aksi ugal-ugalan sopir angkot yang dengan sengaja melanggar plang kereta api di jalan Sekip, kemarin (4/12/2021).
Asma Nur, dan anak gadis kecilnya yang periang adalah orang yang ramah pada tetangga. Tiap-tiap ada hajatan tetangga, almarhumah dan anaknya bahkan selalu menyempatkan hadir dan tak sungkan turut bantu.
Pasca ramai-ramai di media sosial, tentang video kejadian tragis itu. Dan obrolan-obrolan ramai tentang aksi sopir tak bertanggungjawab itu. Sekitar pukul 11 malam, Kepala lingkungan mengabarkan pihak keluarga. Bahwa ada warganya yang turut menjadi korban atas kejadian itu.
Di video yang Viral itu, gadis kecil yang bersimbah darah digendong dengan tas hitam yang menjuntai itu. Itulah Nayla. Sementara jasad ibunya berada di sekitaran rel kereta api. Tak jauh dari Nayla.
Sekitar pukul 00.30wib dua orang polisi menyampaikan kabar kepastian Nayla dan Ibunya benar telah meninggal dunia. Saya hadir dan menyaksikan langsung bagaimana proses ini terjadi. Pak Polisi kemudian meminta fotokopi kartu keluarga dan nomor hp yang bisa dihubungi.
Sementara, ayah Nayla masih sedang berada di luar kota.
Sekitar pukul 02.00wib dini hari, jenazah Nayla beserta ibunya diantar ke rumah duka dengan ambulance.
Peristiwa mengenaskan itu dialami Nayla dan ibunya sepulang melayat dari Kutacane.
Sesampai di Medan dari Kutacane, Nayla dan Ibunya menaiki angkot bernomor 123. Naas tak bisa dihindari. Sopir yang tak peduli membawa banyak nyawa ini, seenaknya saja melanggar plang kereta api. Angkot remuk dihantam kereta api.
Sopir berhasil lompat menyelamatkan diri. Badan mungil Nayla dan ibunya jadi korban tewas di sekitaran rel kereta api.
Kini, gadis periang itu telah tiada. Nayla yang ramah itu telah meninggal dunia.
Nayla, gadis kecil itu juga bijak. Nayla juga tak sungkan membuka bicara kepada lawan bicaranya. Kepintaran Nayla melampaui anak seusianya. Gemar menyapa ramah orang-orang yang ada di sekitarnya.
Gadis kecil periang ini dalam beberapa kesempatan, adalah teman main anak-anak saya. Nayla penyuka pepaya dan semangka, yang saya dan istri suguhkan ketika bermain di halaman rumah. Jarak rumah kami dengan rumah Nayla hanya berselang satu rumah.
Gadis mungil yang suka bercerita itu kini sudah mendahului kita semua. Tak ada lagi sapaan khas Nayla kita dapatkan.
Bada zuhur tadi, Nayla dan ibunya sudah dikebumikan di pemakaman karang Berombak di Helvetia sana.
Nayla meninggalkan abang yang masih sekolah. Sementara Ayahnya, seorang buruh harian.
Malam nanti, adalah malam pertama takjiah di rumah duka Nayla. Bagi pembaca tulisan ini. Para sanak saudara, dan para kerabat. Saya mengajak kita semua, mari takjiah bersama untuk mendoakan Nayla dan ibunya.
Bila ada rezeki, saya sampaikan terima kasih bila para kerabat berkenan turut meringankan beban keluarga yang ditinggalkan Nayla dan ibunya. Saya bersedia menghantarkan Bapak, Ibu dan Teman-teman semua ke pihak keluarga langsung di rumah duka.
Boleh kabari saya di kolom komentar atau japri inbox medsos ini. Mulai malam nanti, kita boleh takjiah malam pertama di rumah duka.
Atas kebaikan yang diberikan. Tentunya kita sampaikan salam hormat dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya. #fauziabdullah

Tidak ada komentar: