Arsip Blog

Sabtu, 22 Januari 2022

INDAH IBUKOTA

Jakarta, 23 Januari 2022
Oleh : Fauzi Abdullah

HIJAU rerumputan yang begitu luas sungguh menghibur mata. Langkah demi langkah jalan ini begitu saya nikmati.
Masih pagi sekali. Matahari masih perlahan naik. Sesekali suara burung berkicau dengan riangnya. Mengintip-intip dari celah ranting pohon. Sesekali dia bercanda dengan temannya. Sesekali hinggap di dahan pohon yang satu ke pohon yang lain. Bersahut-sahutan seakan memanggil mengajak bermain.
Belum jauh berjalan, secara bergantian kereta sapi melintas. Anak-anak kecil main kejar-kejaran. Saling berbagi tawa. Bagaimana tidak tertawa. Tak peduli bercelana koloran pun mereka bermain kejar kereta sapi. Diantara mereka ada yang terjatuh. Teman-temannya menertawakan sambil mengulurkan tangan ajak berdiri lagi.
Duh indah sekali pemandangan ini. Saling tegur sapa ke siapa saja yang melintas. Pagi jadi semakin riang.
Lahan di kiri dan kanan jalan yang ditapaki adalah peternakan sapi.
Indahnya suasana ini saya dapati sekitar 2 jam setelah terbang dari Bandara Kualanamu. Maskapai berplat merah membawa terbang pagi sekali. Masuk jam penerbangan awal-awal.
Pukul 03.00wib dini hari saya harus berangkat ke Kualanamu. Karena pukul 05.20wib pesawat sudah harus terbang menuju ibukota Jakarta.
Sekitar jam 08.00wib lewat, pilot berhasil membawa landing di Bandara Soekarno Hatta. Bandara ibukota yang super sibuk itu.
Tanpa berlama-lama, langkah lebar berjalan cepat pun dikebut. Sialnya, terminal 3. Begitu jauh harus sampai di depan bandara. Lumayan, kaki terasa sedikit lagi bisa naik betis.
Sampai di pelataran depan bandara. Tanpa berlama-lama. Taksi berlogo burung biru pun bersedia menghantarkan. Tiba di kawasan Kuningan.
Di kawasan ini lah saya dapati indahnya pemandangan. Padang rumput luas. Peternak sapi menggiring sapi memasuki wilayah pakan rumput. Burung-burung saling bersahut-sahutan. Pondok-pondok berjerami ada suami-istri yang sedang menikmati nasi rantangan.
Rasuna Mansion. Hotel tempat menginap. Dinding ke dinding. Ramainya orang berlalu lalang. Dan kendaraan bermotor yang ribut bersahut-sahutan. Menyadarkan saya dari mimpi indah.
Ternyata Kuningan Jakarta tak sebegitu indah pikiran saya. Tak sesejuk udara yang ingin dihirup. Tak seriang burung-burung bernyanyi.
Wilayah Kuningan Jakarta sudah tak lagi begitu. Tak lagi seperti yang digambarkan Zaenuddin HM dalam bukunya "212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe".
Hadir di Jakarta dalam rangka Seminar Nasional dan Bedah Buku Hukum Keimigrasian di Gedung Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI.
Jakarta masih begitu. Ramai, riuh. Gedung-gedung pencakar langit masih saja sombong. Gedung-gedung megah itu saling membusungkan dada.
Kuningan wilayah super sibuk di Jakarta. Gedung-gedung hotel, plaza, pusat bisnis, pemerintahan berdampingan.
Pedagang-pedagang kecil menghimpit. Menyempil di lorong-lorong sempit.
Bisa kah ibukota tampil dengan pemandangan indah?
Nusantara. Ini membawa mimpi ibukota ke wajah baru. Dengan wajah begitu indah. Super sibuk dengan tetap di sisi kanan kiri pemandangan. Begitu mempesona.
Seperti yang sudah ramai diperbincangkan. Ibukota akan meninggalkan Jakarta. Ke wilayah Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Di Kalimantan Timur.
Kesan ibukota harus benar-benar menyenangkan. Meski sibuk, harus penuh penghiburan yang begitu menyegarkan.
Kehadiran alam tak lagi diasingkan. Alam harus benar-benar diperhitungkan.
Ini tentang mimpi indah di ibukota. Seperti dialog film terkenal yang sedang ramai diperbincangkan. "It's my dream Mas. Not hers!".

Tidak ada komentar: